Seperti diketahui, setiap perayaan
Idul Adha, tentu Anda mengenal istilah hari tasyrik. Hari tasyrik
biasanya jatuh pada tanggal 11, 12, dan 13 bulan Dzulhijjah. Ini merupakan tiga
hari penting dalam agama Islam yang dirayakan setelah Hari Raya Idul Adha.
Biasanya, terdapat beberapa ritual
yang menjadi kebudayaan umat muslim dalam merayakan hari tasyrik ini. Ritual
ini tidak lain adalah penyembelihan hewan kurban yang dilakukan setelah Hari
Raya Idul Adha. Di mana sebelumnya, bagi orang-orang yang mampu secara
finansial menyumbangkan hewan kurban yang akan disembelih dan dibagikan bagi
masyarakat yang berhak.
Seperti anjuran ibadah lainnya,
perayaan hari tasyrik dan budaya yang dilakukan oleh umat muslim tentu
mempunyai makna tersendiri. Dengan begitu, bagi setiap umat muslim perlu
mengetahui apa saja makna hari tasyrik Idul Adha yang dilakukan setiap
tahunnya. Makna ibadah ini pun memberikan hikmah keutamaan yang bisa dijadikan
pelajaran hidup bagi masyarakat.
Makna hari tasyrik ini dapat berupa
makna menikmati hidangan dan perasaan syukur, makna dari budaya penyembelihan
hewan kurban, dan anjuran ibadah dzikir dan doa yang dilakukan setelah perayaan
Idul Adha. Dengan mengetahui beberapa makna tersebut, Anda niat dan semangat
untuk melakukan berbagai amalan kebaikan pada hari tasyrik.
Dilansir dari beberapa sumber,
berikut kami merangkum beberapa makna apa itu hari
tasyrik Idul adha dan berbagai hikmah keutamaannya yang perlu
Anda ketahui.
Makna hari tasyrik Idul Adha yang
pertama yaitu bahwa hari raya tasyrik bertepatan dengan ritual pelemparan
jumroh di Mina yang dilakukan oleh jemaah haji. Ini merupakan salah satu rukun
wajib yang harus dilakukan selama pelaksanaan ibadah haji.
Biasanya, pada perayaan hari tasyrik, umat muslim yang mampu
secara finansial dianjurkan untuk berkurban dan berbagi terhadap sesama. Hari
tasyrik biasanya juga dirayakan dengan menyantap hidangan makanan, sehingga
tidak heran jika umat muslim dilarang berpuasa pada hari ini.
Menikmati Hidangan dan Bersyukur
Makna hari tasyrik Idul
Adha berikutnya yaitu menikmati hidangan dan bersyukur. Seperti disebutkan
sebelumnya, bahwa pada hari tasyrik Idul Adha biasanya umat muslim dianjurkan
menyantap hidangan makanan. Sehingga ibadah puasa, baik qadha maupun sunah yang
dilakukan pada hari tasyrik haram untuk dilakukan, atau dengan kata lain
dilarang.
Anjuran ini tidak lain memberikan pelajaran bagi umat muslim untuk
bersyukur atas makanan dan minuman yang bisa dikonsumsi. Dengan meningkatkan
rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah, tentu dapat memperkuat
keimanan.
Menyembelih Hewan Kurban
Makna hari tasyrik Idul Adha selanjutnya
didapat dari budaya penyembelihan hewan kurban. Seperti diketahui, pada
perayaan Idul Adha, umat muslim yang mampu secara finansial dapat menyumbangkan
hewan kurban yang akan disembelih dan dibagikan pada masyarakat di sekitar.
Dalam hal ini, dianjurkan untuk memilih hewan dengan kualitas
baik, yaitu hewan yang sehat, gemuk, tidak digunakan untuk membajak sawah,
tidak cacat, dan sejumlah kekurangan lainnya.
Dengan begitu, masyarakat bisa mendapatkan kualitas daging yang baik dan bernutrisi tinggi. Daging hasil hewan kurban pun dapat diolah menjadi berbagai macam hidangan lezat dan disantap bersama keluarga dengan penuh rasa syukur.
Berzikir dan Berdoa
Makna hari tasyrik Idul Adha
selanjutnya terdapat pada anjuran dzikir dan doa. Dalam hal ini, menjelang
perayaan dan setelah perayaan Idul Adha, umat muslim dianjurkan untuk
memperbanyak bacaan dzikir dan doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT.
Ini merupakan salah satu amalan baik
yang dapat memberikan manfaat kebaikan di hari yang penuh berkah. Selain itu,
setiap bacaan dzikir yang diucapkan untuk memuji nama Allah membantu mempererat
hubungan setiap umat dengan Sang Pencipta.
Bukan hanya itu, umat muslim juga
dianjurkan untuk memanjatkan doa untuk memohon berkah dan rahmat kebaikan
dari-Nya.
Larangan Puasa pada Hari Tasyrik
Setelah mengetahui beberapa makna
hari tasyrik Idul Adha, berikutnya perlu
dipahami bahwa pada perayaan hari taysrik umat muslim dilarang untuk
melaksanakan puasa. Larangan puasa ini berlaku untuk puasa qadha atau puasa
pengganti, serta puasa sunah.
Larangan puasa ini tidak lain
karena anjuran bagi umat muslim untuk menikmati hidangan saat perayaan Idul
Adha. Berikut adalah aturan larangan puasa yang perlu diketahui :
·
Puasa pada hari raya Idul Adha,
yaitu puasa yang dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah kalender Islam.
·
Puasa pada hari tasyrik, yaitu
puasa yang dilakukan pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah kalender Islam.
Dengan begitu, setiap umat muslim
perlu memperhatikan beberapa larangan puasa pada perayaan Idul Adha dan
setelahnya. Anda bisa melakukan ibadah puasa qadha maupun sunah di hari lain
selain tanggal-tanggal tersebut.
Dengan mengikuti anjuran yang ada,
Anda bisa meningkatkan pahala dan keimanan dengan beberapa amalan yang bisa
dilakukan pada perayaan Idul Adha dan hari tasyrik. ( Sumber : https://www.merdeka.com/jateng/apa-itu-hari-tasyrik-iduladha-ketahui-makna-dan-keutamaannya-kln.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar