“Upaya Mengembangkan Madrasah Berbasis Online dalam Meningkatkan Mutu dan Kualitas Madrasah di MAN 1 Bitung”

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.    Latar Belakang Penelitian

Madrasah adalah lembaga formal yang memiliki akuntabilitas publik atas apa yang diselenggaraannya, oleh sebab itu Madrasah memiliki kewajiban untuk selalu meningkatkan layanannya terhadap masyarakat. Salah satu bentuk layanan yang wajib diberikan Madrasah adalah meningkatkan kualitas proses dan hasil dari yang dilakukan oleh Madrasah.Pemerintah dalam upaya meningkatkan layanan pendidikan kepada masyarakat telah mengeluarkan kebijakan tentang 8 standar pendidikan. Kedelapan standar pendidikan tersebut sebagai acuan minimal setiap pemangku jabatan,dalam melaksanakan layanan pendidikan terhadap masyarakat,baik di level atas maupun di tingkat Madrasah. Kepala Madrasah atau Pengawas Madrasah berkepentingan melaksanakan semua standar yang telah digariskan oleh pemerintah tersebut. Oleh karenanya, dalam upaya meningkatkan layanan kepada masyarakat tidak cukup hanya sebatas mengacu kepada rambu-rambu atau pedoman dari pemerintah, namun harus didukung oleh upaya-upaya kajian berupa penelitian, terutama yang menyangkut standarproses.

Kepala Madrasah atau Pengawas Madrasah adalah praktisi pendidikan yang harus memiliki jiwa dan semangat penelitian dalam bidang pendidikan. Kebijakan atau program garapannya tidak sebatas hanya bersandar kepada pedoman dan acuan yang datang dari atas, namun yang lebih penting adalah yang berakar dan muncul daritemuan-temuandilapangan.

Pada saat ini dunia telah memasuki era revolusi industri generasi ke empat (revolusi industri 4.0) yang bisa ditandai dengan meningkatnyakonektivitas, interaksi serta perkembangan sistem digital, kecerdasan artifisial, dan visual. Perkembangan revolusi industri 4.0 menggunakan rekayasa intelegensia dan internet of thing sebagai pundi-pundi pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin. Indonesia telah memasuki era revolusi industri 4.0 sejak tahun 2018. Berbagai perubahan yang muncul dan usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk menghadapi dampak dari revolusi industri 4.0 antara lain meningkatkan mutu dunia pendidikan sehubungan pada era industri 4.0 ini dunia pendidikan harus memuat teknologi pada proses pembelajaranya pada proses pembelajaran mungkin pihak Madrasah bisa memakai gedged agar lebih praktis dalam penggunaanya.

Pendidikan Indonesia dengan pemanfaatan teknologi  internet yang super cepat  secara tidak langsung telah memicu perubahan proses pembelajaran di Indonesia yang sedang berlangsung di Madrasah. Untuk menghadapi perkembangan ini, diperlukan pendidikan yang dapat mencetak generasi yang kreatif, inovatif, serta kompetitif. Pencapaian ini bisa diperoleh secara maksimal dengan cara mengoptimalisasi penggunaan teknologi sebagai alat bantu dalam pendidikan yang diharapkan nantinya bisa menghasilkan output yang dapat mengikuti atau mengubahzaman menjadi lebih baik. Namun kebanyakan Madrasah di Indonesia khususnya di Sulawesi Utara masih belum menggunakan kecanggihan teknologi seperti gedged ( Smarphone ) untuk fasilitas pembelajaranya mungkin daerah pelosok ataupun daerah yang kurang sinyal internet hal ini menghambat laju pendidikan di Indonesia karena di era revolusi industri 4.0 ini memerlukan media komunikasi ataupun kecanggihan teknologi dalam proses pembelajaranyaakan tetapi halini masih belum juga berlaku di Madrasah yang memiliki sedikit biaya untuk membeli gadged untuk proses pembelajaran, hal ini sangat disayangkan karena peserta didik akan kalah bersaing dengan sesamanya bahkan kalah bersaing dengan Negara tetangga.

Namun tidak demikian dengan apa yang terjadi di Madrasah Aliyah Negeri 1 Bitung ( MAN 1 Bitung ). Madrasah ini sejak didirikan dan mulai beroperasi pada tahun 1992 yang dikelola oleh Yayasan Pendidikan Islam Kota Bitung (Yaspib) memang keberadaannya pada saat itu sangat memprihatinkan. Namun karena kegigihan para pendiri yayasan, kepala madrasah serta tenaga pendidik yang ada, maka pada tahun 2014 MAN 1 Bitung yang dulunya di kenal dengan MA Yaspib mulai diperkenalkan dengan sistem pembelajaran online berbasis tekhnologi digital abad-21 yang dikenal dengan quipper school oleh seorang tenaga pendidik yang mengajar di MA Yaspib tersebut sebagai Ambassador Quiper School Indonesia. Dan inilah yang merupakan cikal bakal madrasah ini yang dulunya merupakan madrasah swasta menjadi Madrasah Aliyah Negeri 1 Bitung pada tanggal 12 Mei 2018.

Salah satu urusan yang menjadi kewenangan dan tanggung jawab Madrasah tersebut adalah pada aspek perencanaan dan pengembangan. Perencanaan dan pengemabnagn dalam dunia pendidikan, sebagaimana yang dikatakan oleh Coombs (dikutip oleh Sa’ud & Makmun, 2005, hlm. 8) merupakan “suatu penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakatnya”.

Kewenangan ini diberikan kepada Madrasah untuk melakukan perencanaan sesuai dengan kebutuhannya (school based plan). Bentuk perencanaan dalam tingkat satuan pendidikan atau Madrasah tersebut berupa Rencana Pengembangan Madrasah (RPM). Dikutip dari Imron (2013, hlm. 2) mengemukakan bahwa “RPS/RPM merupakan sebuah proses perencanaan atas semua hal dengan baik dan teliti untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan tujuan agar sekolah/madrasah dapat menyesuaikan dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, sosial budaya masyarakat, potensi sekolah/madrasah dan kebutuhan peserta didik.”

RPM dapat menggambarkan arah pengembangan Madrasah, sasaran, program, dan kegiatan yang akan dijalankan, biaya yang diperlukan, keterlibatan stakeholder, hal-hal lain yang diperlukan, dan target-target keberhasilan yang direncanakan akan tercapai. RPS berisi sasaran program dan kegiatan untuk mengatasi kesenjangan yang ada antara kenyataan dengan yang diharapkan. Selain itu, RPS memuat berbagai upaya, baik dalam jangka pendek (rencana operasional), menengah, maupun jangka panjang (rencana strategis) untuk mengatasi berbagai persoalan (Rohiat, 2012, hlm. 41). Disamping itu, RPS merupakan sebagai dasar untuk melaksanakan dan mengembangkan program-program yang sesuai dengan visi, misi, tujuan, dan sasaran Madrasah yang ditetapkan, yang tertuang dalam rencana strategis Madrasah maupun rencana operasionalnya. Namun berdasarkan penemuan permasalahan dari penelitian terdahulu (Wildan Karim, 2013, hlm. 3) menunjukkan bahwa “perencanaan yang dilaksanakan di sekolah/madrasah  masih bersifat stagnan, selain itu kemampuan SDM di sekolah/madrasah dalam memahami konsep perencanaan sekolah/madrasah pun masih terbatas dikarenakan pengalaman yang kurang memadai”. Dalam kata lain, pihak sekolah/madrasah belum banyak yang memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menyusun perencanaan sekolah/madrasah. Namun, berbeda dengan apa yang dilakukan oleh para tenaga pendidik (Guru-guru) yang ada Madrasah Aliyah Negeri 1 Bitung (MAN 1), penulis menemukan fenomena-fenomena menarik dari suatu madrasah berkonsep leadership yaitu Inovatif Leadership School, dimana pada MAN 1 Bitungterdapat hal-hal yang unik, inovatif, dan sesuai tuntutan perkembangan dunia pendidikan saat ini yang menitikberatkan kepada peran kreatifitas dan keaktifan guru dan siswa. Hal-hal unik dan kreatif yang ada di MAN 1 Bitung tersebut yang didapatkan dari hasil wawancara bersama penulis dengan kepala madrasah yang mencanangkan Inovatif Leadership School diantaranya adalah:

1)        MAN 1 Bitung menggunakan kurikulum kepemimpinan yang terintegrasi dengan nilai-nilai agama Islam yang mengacu pada Kurikulum Pendidikan Nasional. Setiap kegiatan diarahkan pada penanaman dan kepemimpinan pembelajaran keterampilan (life skills), yaitu: (1) understanding self (mengetahui diri, Pencipta dan ciptaanNya); (2) communicating (dapat menyampaikan pesan kepada sesama manusia, pencipta, alam, tumbuhan dan hewan); (3) getting along with others (peduli, berbagi dan kepercayaan terhadap sesama manusia, hewan, tumbuhan dan alam sekitarnya); (4) learning to learn (mengembangkan rasa ingin tahu untuk menjadi manusia pembelajar); (5) managing (kemampuan untuk mengelola objek, waktu, uang dan energy); (6) making decision (mampu menemukan informasi, menentukan prioritas dan memecahkan masalah sederhana); (7) working with group (bekerja dalam komunitas, untuk memimpin, untuk mengekspresikan pendapat).

2)        Sistem kegiatan belajar mengajar 75 % secara daring ( online ) dan 25% tatap muka di kelas dalam rangka penguatan soft skill dan hard skill.

3)        Pelaksanaan Tes Ujian baik ujian harian (UH), ujian tengan semester (UTS) maupun ujian akhir semester (UAS) semuanya dilaksaknakan secara online ( Daring ) melalui website: www.quipperschool.com  (Quipper School ) dalam bentuk Final Project. Final Project bertujuan untuk mengukur kemampuan anak mempelajari suatu hal dalamsebuah tema dalam satu semester. Siswa bebas membuat atau menampilkan sesuatu yang berkaitan dengan tema dalam bentuk apa pun, entah itu dalam bentuk media, video, bentuk dari bahan alami, dll. Teknik tugas bisa individu dan berkelompok, namun nilai tetap diambilnya per orang.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka penulis mengambil judul Penelitian Karya Tulis Ilmiah ini tentang Upaya Mengembangkan Madrasah Berbasis Online dalam Meningkatkan Mutu dan Kualitas Madrasah di MAN 1 Bitung.” 

B.  Identifikasi Masalah

Berpijak pada latar belakang di atas, identifikasi masalah yang dikemukakan adalah sebagai berikut :

1.        Apakah dengan mengembangankan madrasah berbasis online dapat meningkatkan mutu dan kualitas madarasah di MAN 1 Bitung?

2.        Upaya apayang dilakukan dalam mengembangkan madrasah berbasis online agara mutu dan kualitas madrasah meningkat di MAN 1 Bitung?

3.        Apa yang harus dilakukan peneliti agar pengembangan madrasah berbasis online dapat meningkatkan mutu dan kualitas madrasah di MAN 1 Bitung. 

C.    Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini masalah yang diteliti adalah upaya yang dilakukan dalam mengembangkan madrasah berbasis online untuk meningkatkan mutu dan kualitas madarasah di MAN 1 Bitung. 

D.    Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

”Apakah dengan mengembangkan madrasah berbasis online dapat meningkatkan mutu dan kualitas madrasah di MAN 1 Bitung?”

 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan Madrasah ini adalah untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan dalam mengembangkan madrasah berbasis online sehingga mutu dan kualitas madrasah dapat meningkat di MAN 1 Bitung.

F.     Manfaat Penelitian

1.      Manfaat bagi pendidik dan tenaga kependidikan:

Dapat meningkatkan kemampuannya untuk melaksanakan pembelajaran berbasis online

2.      Manfaat bagi Peneliti ;

a.       Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan dalam mengembangkan madrasah berbasis online sehingga mutu dan kualitas madrasah dapat meningkat di MAN 1 Bitung.

b.      Penelitian perlu dilakukan karena hasilnya memiliki manfaat yang baik terhadap kemajuan pendidikan di era revolusi industri 4.0 saat ini maupun saat mendatang serta kemajuan pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Bitung.

 

BAB II

KAJIAN TEORI 

A.    Pengembangan Madrasah

Secara etimologi, kata “madrasah” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan Madrasah ataupun akademi yang umumnya bersumber pada Agama Islam. Sebaliknya di dalam Ensiklopedi Islam di Indonesia, kata madrasah merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, dari kata dasar “darasa” yang maksudnya “belajar”. Madrasah berarti tempat buat belajar. Kata darasa dengan penafsiran “membaca serta belajar”, yang ialah pangkal kata madrasah itu sendiri, berasal dari Bahasa Hebrew ataupun Aramy.

Madrasah pula berarti Aliran ataupun Madzhab. Secara harfiah kata “madrasah” berarti ataupun setara maknanya dengan kata Indonesia “sekolah” (yang notabene pula bukan kata asli bahasa Indonesia). Pada biasanya konsumsi kata madrasah dalam makna sekolah, memiliki konotasi spesial, ialah sekolah- sekolah Agama Islam. Madrasah memiliki makna tempat ataupun wahana dimana anak didik mengenyam pendidikan, dengan iktikad di madrasah seperti itu anak menempuh proses belajar secara terencana, terpimpin, terkontrol.

Bila dikaji dari penafsiran bahasa, sebutan madrasah ialah isim makan (nama tempat), berasal dari kata darasa, yang bermakna tempat orang belajar. Dari pangkal arti tersebut setelah itu berkembang menjadi sebutan yang kita pahami bagaikan tempat pembelajaran, spesialnya yang bernuansa Islam.

Sebaliknya secara epistemologi, madrasah merupakan salah satu tipe lembaga pembelajaran Islam yang tumbuh di Indonesia yang diusahakan di samping masjid serta pesantren. Lebih lanjut, dalam konteks Indonesia, lembaga pembelajaran ini ialah lembaga madrasah timur tengah masa modern sebab pengaruh pembelajaran barat yang diisi secara dominan dengan kurikulum keagamaan. Walaupun demikian, sebab pengaruh pengaruh politik penjajah, sekolah serta madrasah ditatap bagaikan wujud lembaga pembelajaran yang berbeda secara dikhotomis: sekolah bertabiat sekuler serta madrasah bertabiat Islam.

Secara teknis, dalam proses belajar- mengajar secara resmi di Indonesia, madrasah tidak cuma dimengerti sepintas bagaikan sekolah. Melainkan diberi konotasi yang lebih khusus lagi, ialah” Sekolah Agama”, tempat di mana kanak- kanak didik mendapatkan pendidikan hal- ihwal ataupun seluk- beluk agama serta keagamaan( Agama Islam).

Bagaikan suatu institusi pembelajaran, madrasah ialah institusi yang berkembang serta tumbuh oleh serta dari warga, dan buat warga yang penuh dengan arti budaya Islami, diakui ataupun tidak madrasah sudah mengarungi ekspedisi peradaban yang panjang dalam mewujudkan pembuatan karakter bangsa yang penuh dengan perubahan- perubahan, tetapi madrasah enggan membebaskan diri dari arti asalnya yang cocok dengan jalinan budayanya, ialah budaya Islam.

Pengembangan madrasah erat kaitannya dengan pengembangan kemampuan karakter manusia. Abdul Rachman Shaleh (2015) menarangkan, dalam ”Madrasah Serta Pembelajaran Anak Bangsa, Visi, Misi serta Aksi”, kalau pengembangan karakter manusia meliputi :

1)      Pengembangan iman, yang diaktualisasikan dalam ketakwaan kepada Allah Swt. sehingga menciptakan kesucian.

2)      Pengembangan cipta, buat penuhi kebutuhan hidup materiil serta kecerdasan, membongkar masalah- masalah yang dialami. Perihal ini menciptakan kebenaran.

3)      Pengembangan karsa, buat memiliki perilaku serta tingkah laku yang baik (etika, akhlak serta moral). Pengembangan ini menciptakan kebaikan.

4)      Pengembangan rasa, buat berperasaan halus (apresiasi seni, anggapan seni, kreasi seni). Perihal tersebut menciptakan keelokan.

5)      Pengembangan karya, buat menjadikan manusia terampil serta cakap teknologi yang berdayaguna sehingga menciptakan khasiat.

6)      Pengembangan hati nurani diaktualkan manjadi budi nurani yang berperan membagikan pertimbangan( iman, cipta, karsa, rasa, karya) sehingga menciptakan kebijaksanaan.

Sehingga dalam penafsiran pengembangannya, pengembangan madrasah bisa artikan bagaikan usaha dalam mewujudkan visi serta misi buat menjadikan madrasah yang Islami, populis serta bermutu. Dimaksudkan bagaikan proses ataupun metode menjadikan madrasah besar, mekar serta mengembang, dalam makna meningkat banyak serta terus menjadi sempurna dalam mencerdaskan, melenyapkan ketidaktahuan, melenyapkan kebodohan serta melatih keahlian partisipan didik (Siswa) buat mempersiapkan dirinya mengalami tantangan masa depan dengan kompetensi Sumber Energi Manusia (SDM) yang tangguh berbentuk: kesucian iman, kebenaran cipta, kebaikan karsa, khasiat karya, serta kebijak sanaan hati nurani.

Madrasah dituntut supaya senantiasa berproses buat jadi besar, mekar serta tumbuh, tersebar luas serta meningkat banyak, dan terus menjadi sempurna dengan tujuan dasar buat mencerdaskan, melenyapkan ketidaktahuan, melenyapkan kebodohan dan membekali anak didik dengan kompetensi di atas buat mengalami tantangan era yang penuh dengan perubahan- perubahan di bermacam zona kehidupan, tercantum pula merupakan Globalisasi, dengan tidak meninggalkan dasar Agama Islam ialah al- Quran serta Sunnah.

Dalam pengembangannya, madrasah pasti tidak dapat melupakan hal- hal yang mendasar bagaikan suatu lembaga yang mengelola manusia bagaikan peninggalan Agama serta Bangsa dalam mengalami masa Globalisasi. Kebutuhan- kebutuhan yang sangat pokok serta mendasar terhadap madrasah merupakan sebagaimana ada pada visi madrasah, ialah “Islami, Populis, Bermutu, serta Bermacam- macam”.

Oleh sebab itu, format madrasah dari waktu ke waktu sudah hadapi pertumbuhan sampai terus menjadi jelas sosoknya, dari madrasah yang berawal dari faktor tradisional, swasta, sampai jadi negara, serta dari tingkatan rendah (Raudlatul Athfal, Bustanul Athfal, serta Madrasah Ibtidaiyah), sampai madrasah tingkatan lanjutan (Madrasah Tsanawiyah bagaikan lanjutan tingkatan awal serta Madrasah Aliyah bagaikan lanjutan tingkatan atas).

Populis ialah cerminan kalau madrasah itu lahir serta dibesarkan oleh serta buat warga. Visi ketiga Bermutu; maksudnya berorientasi pada kualitas. Perihal ini ialah tantangan masa depan yang sangat nyata, sebab penghargaan warga terhadap suatu lembaga pembelajaran sangat didetetapkan oleh tingkatan mutu pendidikannya.

Mutu pembelajaran itu tercermin dalam 2 tataran: proses pembelajaran serta hasil pembelajaran. Proses pembelajaran menggambarkan atmosfer pendidikan yang aktif serta dinamis dan tidak berubah- ubah dengan program serta sasaran pendidikan. Sebaliknya hasil pembelajaran menunjuk pada mutu lulusan dalam bidang kognitif, afektif, serta psikomotorik. Bila kandas dalam mewujudkan visi ini, madrasah hendak tertinggal dari lembaga- lembaga pembelajaran lain. Bermutu dicerminkan pada aktivitas serta nilai akademik yang diperoleh madrasah tersebut. Baik yang bisa serta dilihat dari hasil belajar siswa berbentuk nilai pada ulangan, peningkatan kelas, tes akhir, ataupun tes masuk akademi besar( UMPTN). 

B.     Pengertian Media Online

Online adalah suatu istilah yang sering kita gunakan pada saat ketika terhubung dengan internet atau juga dunia maya. Terhubungnya internet itu walaupun hanya terhubung dengan media sosial kita hingga email dan juga segala sesuatu macam jenis akun yang kita miliki untuk dapat menggunakan koneksi internet. Saat ini banyak sekali cara yang dapat di gunakan untuk dapat online internet yang salah satunya dengan menggunakan smartphone yang mempunyai kota atau sering disebut layana internet kita bisa langung masuk ke jaringan internet tertentu.

Online dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun dikarenakan online internet tidak akan mempunyai batasan waktu dan juga usia hingga semua orang dapat mengakses internet dengan sangat nyaman. Online di katakan bagi pengguna internet yang akan berhasil masuk ke dalamn jaringan internet tanpa mengalami suatu kendala apapun.

Di era digitalisasi dan globalisasi seperti sekarang ini, berita informasi tidak hanya bisa kita dapatkan lewat media cetak seperti surat kabar, majalah dan sebagainya maupun media elektronik seperti televisi dan radio. Media online yang dipandang sebagai media interaktif juga dapat berfungsi sebagai media yang menyediakan berbagai informasi di dalamnya termasuk menyampaikan informasi tentang model-model pembelajaran, proses input dan output serta aktifitas-aktivitas lainnya berhubungan dengan perkembangan mutu dan kualitas madrasah. Keberadaan media online di madrasah sangat dibutuhkan sebagai saluran untuk menyampaikan informasi tentang perkembangan sistem pembelajaran yang ada di madrasah khususnya MAN 1 Bitung.

 

C.    Pengertian Mutu dan Kualitas

Berbicara tentang mutu berarti berbicara tentang sesuatu barang atau jasa. Menurut Engkoswara dan Aan Komariah (2010:304), bahwa barang yang bermutu adalah barang yang sangat bernilai bagi seseorang, barang tersebut sangat bagus, indah, elegant, mewah, antik, tidak ada cacatnya, awet, kuat, dan ukuran-ukuran lainnya yang biasanya berhubungan dengan kebaikan (goodness), keindahan (beauty), kebenaran (truth), dan idealitas.

Secara umum mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa,baik yang tangible maupun yang intangible. Menurut Ace  Suryadi  dan H.  A.  R.  Tilaar ( 1993:159),mutu pendidikan  yang dimaksud di sini adalah kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk meningkatkan kemampuan belajar seoptimalmungkin.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mutu adalah baik buruk suatu benda; kadar; taraf atau derajat misalnya kepandaian, kecerdasan dan sebagainya (Depdiknas, 2001:768). Secara umum kualitas atau mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau tersirat (Depdiknas, 2002:7).

Untuk mengembangkan madrasah yang berkualitas tentunya dibutuhkan perencanaan program pendidikan yang baik. Dalam perencanaan pendidikan untuk mencapai pendidikan yang berkualitas perlu memperhatikan kondisi-kondisi yang mempengaruhi, strategi-strategi yang tepat, langkah-langkah perencanaan dan memiliki kriteria penilaian (Nurkolis, 2003:74-78).

Suksesnya pengembangan madrasah diperlukan beberapa kondisi, yakni: 1) adanya komitmen politik, 2) perencana pendidikan harus tahu betul apa yang menjadi hak, tugas dan tanggung-jawabnya, 3) harus ada perbedaan yang tegas, antara area politis, teknis, dan administratif, 4) perhatian lebih besar diberikan pada penyebaran kekuasaan untuk membuat keputusan politis, 5) perhatian lebih besar diberikan pada pengembangan kebijakan dan prioritas pendidikan yang terarah, 6) tugas utama perencana pendidikan adalah pengembangan secara terarah dan memberikan alternative teknis sebagai sarana untuk mencapai tujuan politik pendidikan, 7) harus mengurangi politisasi pengetahuan, 8) harus berusaha lebih besar untuk mengetahui opini publik terhadap perkembangan masa depan dan arah pendidikan, 9) administrator pendidikan harus lebih aktif mendorong perubahan-perubahan dalam perencanaan pendidikan, 10) ketika pemerintah tidak menguasai lagi semua aspek pendidikan maka harus lebih diupayakan kerja-sama yang saling menguntungkan antara pemerintah-swasta-universitas yang memegang otoritas pendidikan.

 

BAB II

METODELOGI PENELITIAN

A.    Setting  Penelitian

Lokasi tempat untuk melakukan penelitian ini adalah di Madrasah Aliyah Negeri 1 Bitung yang merupakan madrasah yang peneliti selaku Wakil Kepala Madrasah Bidang Kesiswaan dan Ketenagaan. 

B.     Subjek Penelitian

Subyek penelitian adalah Kepala Madrasah, Pengawas Madrasah, Para pendidik dan tenaga kependidikan serta orang tua/ wali siswa yang anaknya belajar di MAN 1 Bitung. 

C.    Tindakan Penelitian

Tindakan dilakukan dengan cara observasi menggunakan instrumen-instrumen yang telah disiapkan ketika perencanaan dilakukan, seperti observasi, catatan lapangan, wawancara, photo atau video camera, dan lain sebagainya. Setelah dilakukan tindakan yang diobservasi selanjutnya diadakan refleksi, yaitu diskusi antara pelaku tindakan (kepala madrasah, guru/dan orang tua siswa), observer, dan atau pengawas madrasah, untuk melakukan evaluasi, bagian mana yang sudah memenuhi harapan, mana yang belum, dan apakah masih perlu dilakukan pengembangan berikutnya.

D.    Teknik  Pengumpulan Data

Data awal penelitian ini adalah berupa hasil supervisi secara rutin dari peneliti sebagai Wakil Kepala Madrasah, serta data akhir diperoleh melalui  observasi, dokumentasi  dan pengisian lembar instrumen penelitian. 

 

E.     Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berupa lembar observasi dan lembar penilaian, yang  berguna untuk mencatat semua peristiwa pelaksanaan tugas guru dalam pembelajaran berbasis online serta tanggapan orang tua/wali siswa selama penelitian berlangsung. 

F.     Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan peneliti dengan menggunakan analisis deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan pelaksanaan pembelajaran berbasis online sebelum dilaksanakan supervisi klinis dan adminisrasi, dan pembelajaran sesudah dilakukan supervisi klinis dan administrasi.

Selanjutnya dari hasil nilai kemampuan melaksanakan pembelajaran berbasis online sebelum dilaksanakan  supervisi klinis dan administrasi  dibandingkan dengan hasil sesudah dilaksanakan supervisi klinis dan administrasi untuk mengetahui peningkatan mutu dan kualitas hasil pengembangan madrasah berbasis online di MAN 1 Bitung. 

  

BAB IV

PEMBAHASAN

 

A.    Pengembangan Madrasah Aliyah Negeri 1 Bitung

Bagaikan suatu institusi pembelajaran, MAN 1 Bitung ialah institusi pendidikan Islam yang berkembang yang didirikan oleh tokoh-tokoh pendidikan Islam warga masyakat Islam yang di dalamnya penuh dengan arti budaya Islami, diakui ataupun tidak MAN 1 Bitung sudah mengarungi ekspedisi peradaban yang panjang dalam mewujudkan pembuatan karakter anak bangsa yang ada di Kota Bitung.

Pengembangan MAN 1 Bitung erat kaitannya dengan pengembangan kemampuan karakter manusia khususnya umat Islam yang meliputi :

1.        Pengembangan iman, yang diaktualisasikan dalam ketakwaan kepada Allah Swt. sehingga menciptakan kesucian.

2.        Pengembangan cipta, buat penuhi kebutuhan hidup materiil serta kecerdasan, membongkar masalah- masalah yang dialami. Perihal ini menciptakan kebenaran.

3.        Pengembangan karsa, buat memiliki perilaku serta tingkah laku yang baik (etika, akhlak serta moral). Pengembangan ini menciptakan kebaikan.

4.        Pengembangan rasa, buat berperasaan halus (apresiasi seni, anggapan seni, kreasi seni). Perihal tersebut menciptakan keelokan.

5.        Pengembangan karya, buat menjadikan manusia terampil serta cakap teknologi yang berdayaguna sehingga menciptakan khasiat.

6.        Pengembangan hati nurani diaktualkan manjadi budi nurani yang berperan membagikan pertimbangan( iman, cipta, karsa, rasa, karya) sehingga menciptakan kebijaksanaan.

MAN 1 Bitung dituntut supaya senantiasa berproses buat jadi besar, mekar serta tumbuh, tersebar luas serta meningkat, dan terus menjadi sempurna dengan tujuan dasar buat mencerdaskan, melenyapkan ketidaktahuan, melenyapkan kebodohan dan membekali anak didik dengan kompetensi di atas buat mengalami tantangan era yang penuh dengan perubahan- perubahan di bermacam zona kehidupan, yang dikenal dengan teknologi industri 4.0 yang serba digital dan online, dengan tidak meninggalkan dasar Agama Islam ialah al- Quran serta Sunnah.

 

B.     Pengembangan MAN 1 Bitung Berbasis Online

Perkembangan dalam bidang teknologi menyebabkan terjadinya perubahan pada kepribadian dan kebiasaan masyarakat. Masyarakat yang memiliki sikap modern dengan mengikuti zaman maju yang mampu mengembangkan diri dalam kehidupan yang serba modern dan memperoleh berbagai kemudahan untuk mengeksplorasi hal-hal baru.

Masa depan yang penuh keunggulan tersebut selanjutnya akan mempengaruhi dunia pendidikan baik dari sisi kelembagaan, materi pendidikan, guru, metode, sarana prasarana dan lain sebagainya. Hal tersebut menjadi tantangan yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. 

Pendidikan disesuaikan dengan perkembangan zaman yang ada, begitu pula dengan guru yang memiliki peran penting dalam dunia pendidikan. Guru adalah profesi yang tidak akan tergantikan teknologi, tetapi guru harus mampu menghadapi perubahan.

Bahkan, guru harus mampu merubah dirinya sendiri dan menjadi agen perubahan tersebut, karena pada hakikatnya pendidikan merupakan gejolak perubahan bangsa dan guru harus siap tahan banting atas tantangan yang harus dihadapi salah satunya adalah tantangan abad 21 ini dari segi pembelajaran.

Pembelajaran abad 21 adalah salah satu tantangan yang harus diantisipasi dan dihadapi dalam dunia pendidikan. Sementara itu, menurut Kemendikbud RI (2013), ada empat ciri abad 21 yang berimplikasi pada bidang pembelajaran. 

Pertama, tersedianya informasi di mana saja dan kapan saja, berimplikasi bahwa model pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber informasi dan bukan diberi tahu. Kedua, ciri komputasi, yaitu penggunaan mesin yang menyebabkan semuanya menjadi lebih cepat, mengharuskan pembelajaran diarahkan untuk mampu merumuskan masalah (menanya) dan bukan hanya menyelesaikan masalah (menjawab). Ketiga, ciri otomasi, yang mampu menjangkau semua pekerjaan rutin, membuat pembelajaran harus diarahkan untuk melatih berpikir analitis (pengambilan keputusan) dan berpikir mekanistis (rutin). Dan keempat, ciri komunikasi yang semakin cepat, menuntut pembelajaran menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah.

Untuk merealisasi keempat ciri abad 21 tersebut maka MAN 1 Bitung sejak tahun 2014 sudah mulai beradaptasi dengan sistem pembelajaran dengan menggunakan teknologi digital seperti smarphone ( HP ) baik pendidik, tenaga pendidikan serta peserta didik lewat star up pendidikan quiper school (www.quipperschool.com ).

Sejak MAN 1 Bitung mulai menggunakan pembelajar berbasis online quipper school tersebut minat orang tua/wali siswa untuk memasukkan anaknya semakin meningkat sekitar 25 % setiap penerimaan siswa baru. Dengan adanya kenaikan jumlah siswa tersebut maka terjadi penambahan ruang belajar baru dan program jurusan yang dulunya cuma ada 2 (dua) jurusan Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial ketambahan 2 (dua) jurusan lagi yaitu Ilmu-Ilmu Keagamaan dan Ilmu Bahasa dan Budaya.

Dalam pelaksaan awal UNBK pada tahun 2017, MAN 1 Bitung merupakan salah satu madrasah aliyah swasta yang dulunya bernama MA Yaspib yang ada di Sulawesi Utara pertama kali mengikuti UNBK tersebut dan bahkan menjadi pilot projek madrasah-madrasah lain. Pada tahun 2020 seiring dengan adanya pandemi covic-19, Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI melaluiDirektur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah mulai menerapkan penggunaan aplikasi E-Learning Madrasah dalam pembelajaran maka MAN 1 Bitung langsung merespon hal tersebut dan tepat pada tanggal 1 Agustus 2020 e-learning MAN 1 Bitung sudah bisa digunakan oleh seluruh pendidik dan peserta didik. Demikian juga dengan pengelolaan sistem administarsi kesiswaan, ketenagaan serta pengelolaan keungan semuanya sudah berbasis online.

Dengan adanya pengembangan madrasah berbasis online terebut maka pemerintah lewat menteri Agama Republik Indonesia mengalihkan status madrasah dari MA Yaspib menjadi MAN 1 Bitung pada tanggal 12 Mei 2018 yang diresmikan oleh Walikota Bitung bersama Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Sulawesi Utara.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

 

A.    Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian, hasil analisis danpembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa upaya pengembangan madrasah berbasis online dapat meningkatkan mutu dan kualitas madrasah di MAN 1. Hal ini dapat dibuktikan secara singat dalam pembahasan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh MAN 1 Bitung. 

B.   Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti merekomendasikan beberapa hal untuk dijadikan bahan pertimbangan dan pemikiran antara lain ;

1.      Pengembangan madrasah wajib dilakukan oleh setiap kepala madrasah agar eksistensi madrasah sebagaisekolah Islam diharapkan mampu menjawab tantangan dan tuntutan modernisasi, kemajuan globalisasi dan informasi yang demikian cepat.

2.      Pengembanag madrasah berbasis online merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan mutu dan kualitas madrasah sehingga dapat melahirkan lulusan yang mampu bersaing baik dalam melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi maupun bersaing dalam dunia usaha dan kerja.

3.      Dengan adanya pengembangan madrasah berbasis online di MAN 1 Bitung maka kepercayaan berbagai hal akan muncul baik dari pemerintah maupun dari masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

 

1.      Aan Komariah dan Cepi Triatna ( 2010 ).Visionary Leadership Menuju Sekolah

      Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

 

2.      Abdul Rahman Shaleh (2015). Psikologi, Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam.

Prenada Media, Jakarta Timur

 

3.      Ace  Suryadi  dan H.  A.  R.  Tilaar (1993). Analisis Kebijakan  Pendidikan Suatu

Pengantar.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

 

4.      Ashadi Siregar (2004). Komunikasi, Negara dan Masyarakat. Yogyakarta: Fisip

UGM

 

5.      Engkoswara dan Aan Komariah (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung:

ALFABETA.

 

6.      Imron, A. ( 2011 ). Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi

Aksara.

 

7.      Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

8.      Nurkolis,(2003).Manajemen Berbasis Sekolah, Teori, Model dan Aplikasi, Jakarta :

PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

 

9.      Rivai, Veithzal dan Sylviana Murni ( 2008 ).Model-Model Pengelolaan Perguruan

Tinggi.Pustaka. Pelajar, Yogyakarta: 2008.

 

10.  Rohiat. (2012). Manajemen Sekolah: teori dasar dan praktik. Bandung: PT Refika

Aditama.

 

11.  Setyadien, B. dan Burhanudin (2005). Manajemen Waktu. Dalam Tim Pakar

Manajemen Pendidikan FIP UM (Ed). Manajemen Pendidikan: Analisis

Substantif dan Aflikasinya dalam Institusi Pendidikan. Malang: Penerbit

UM.

 

12.  Syaefudin Sa’ud danSyamsuddin Makmun, ( 2005 ). Perencanaan Pendidikan, Suatu

Pendekatan Komprensif. Remaja Rosdakarya, Bandung

 

13.  Wildan Karim ( 2013 ). Analisis Perencanaan Strategik Mutu Sekolah Pada Sekolah

Menengah Pertama Negeri Di Kota Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia.

 

14.  Wayan, AS., I. (2010). Akuntabilitas Kinerja Kepala Sekolah Dan Penelitian

Tindakan Sekolah Untuk Kepala Sekolah Dalam Rangka Peningkatan

Mutu Pembelajaran Serta Bahan Belajar Mandiri Dimensi Kompetensi

Kepala Sekolah. Jakarta: Az-Zahra Books8

 

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ikuti Diklat Nasional setiap minggu

SELAMAT DATANG DI BLOG MAN 1 BITUNG

Pengunjung

Flag Counter